MELENGKAPI TUGAS ECEL
KLIK DISINI
nofrianni
CSE
Loading
Rabu, 15 Januari 2014
Selasa, 14 Januari 2014
pegal
Pegal otot timbul biasanya tidak timbul segera setelah latihan,tetapi timbul beberapa jam kemudian dan dapat berlangsung beberapa hari. Apabila latihan berat dilanjutkan pada hari berikutnya ,rasa nyeri terasa pada awal latihan dan akan hilang selama melakukan olahraga/aktivitas.
download disini
download disini
DNA dan RNA
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika
unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam
ribonukleat(RNA).
DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara
unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan
fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada
mononukleotida lainnya
(Harpet,
download disini
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika
unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam
ribonukleat(RNA).
DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara
unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan
fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada
mononukleotida lainnya
(Harpet,
download disini
vitamin
VITAMIN
Istilah vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine dan kemudian menjadi vitamin. Vitamin dikenal sebagai kelompok seyawa organik yang tidak masuk dalam golongan protein, karbohirat, maupun lemak. Vitamin merupakan komponen penting di dalam bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah sedikit, karena berfungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup serta pertumbuhan. Vitamin diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh bahan pangan yang dikonsumsi. Kecuali vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asal kulit mendapatkan sinar matahari yang cukup
download disini
Istilah vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine dan kemudian menjadi vitamin. Vitamin dikenal sebagai kelompok seyawa organik yang tidak masuk dalam golongan protein, karbohirat, maupun lemak. Vitamin merupakan komponen penting di dalam bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah sedikit, karena berfungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup serta pertumbuhan. Vitamin diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh bahan pangan yang dikonsumsi. Kecuali vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asal kulit mendapatkan sinar matahari yang cukup
download disini
KIAT SEDERHANA TANGKAL RADIKAL BEBAS
Dalam dua dasawarsa terakhir, pemahaman mengenai
mekanisme gangguan kesehatan berkembang, terutama yang berhubungan dengan penyakitdegeneratif. Maka pemahaman seputar radikal bebas dan antioksidan
pun berkembang lebih luas.
Proses metabolisme tubuh selalu diiringi pembentukan radikal bebas, yakni molekul-molekul yang sangat reaktif. Molekul-molekul tersebut memasuki sel dan “meloncat-loncat” di dalamnya. Mencari, lalu “mencuri” satu elektron dari molekul lain untuk dijadikan pasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh pada hakikatnya adalah suatu kejadian normal, bahkan terbentuk secara kontinyu karena dibutuhkan untuk proses tertentu, di antaranya oksidasi lipida.
Proses metabolisme tubuh selalu diiringi pembentukan radikal bebas, yakni molekul-molekul yang sangat reaktif. Molekul-molekul tersebut memasuki sel dan “meloncat-loncat” di dalamnya. Mencari, lalu “mencuri” satu elektron dari molekul lain untuk dijadikan pasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh pada hakikatnya adalah suatu kejadian normal, bahkan terbentuk secara kontinyu karena dibutuhkan untuk proses tertentu, di antaranya oksidasi lipida.
Tanpa produksi radikal bebas, kehidupan tidaklah mungkin
terjadi. Radikal bebas berperan penting pada ketahanan terhadap jasadrenik. Dalam hati dibentuk radikal bebas secara enzimatis
dengan maksud memanfaatkan toksisitasnya untuk merombak obat-obatan dan zat-zat
asing yang beracun.
Namun pembentukan radikal bebas yang berlebihan
malah menjadi bumerang bagi sel tubuh, karena sifatnya yang aktif mencari satu
elektron untuk dijadikan pasangan. Dalam pencariannya, membran sel
dijebol dan inti sel dicederai. Aksi ini dapat mempercepat proses penuaan
jaringan, cacat DNA serta pembentukan sel-sel tumor. Radikal
bebas juga “dituding” dalam proses pengendapan kolesterol LDL
pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Tubuh memerlukan bala bantuan untuk mengendalikan jumlah
radikal bebas yang melampaui kebutuhan itu, yaitu antioksidan yang sebenarnya
sudah terbentuk secara alamiah oleh tubuh. Berdasarkan sifatnya,
antioksidan mudah dioksidasi (menyerahkan elektron), sehingga radikal bebas tak
lagi aktif mencari pasangan elektronnya.
Unsur antioksidan yang terpenting adalah yang berasal
dari vitamin C, E dan A serta enzim alamiah. Demi memenuhi tuntunan itu,
berbagai upaya dilakukan, misalnya dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan
sayur yang kaya akan vitamin dan mineral tertentu. Ada pula yang menempuh
cara lebih praktis, yaitu mengonsumsi suplemen, baik yang berbahan dasar
alami maupun yang sintetis.
Belum banyak yang memahami benar seberapa banyakkebutuhan tubuh kita akan vitamin A, C dan E yang dikelompokkan sebagai
antioksidan. Sebagai contoh masih terdapat perbedaan pendapat tentang dosis
Vitamin C yang perlu dikonsumsi setiap hari. Sebagian pakar
merekomendasikan cukup 60–70 mg, dengan alasan cukup untuk kebutuhan setiap
hari. Jika mengonsumsi berlebih akan terbuang dalam urin.
Sedangkan yang lain menganjurkannya 500–1.000 mg agar Vitamin C bukan sekedar
memenuhi kebutuhan tubuh untuk stimulasi proses metabolisme, tetapi benar-benar
dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Beberapa pakar nutrisi berpendapat, bahwa kecukupan
antioksidan dapat diperoleh dengan cara menjaga pola makan bergizi
seimbang. Namun, pada kenyatannya tidak banyak yang dapat melakukannya
setiap hari. Sebagai contoh, bagi kalangan berpendapatan kelas
menengah-bawah buah-buahan yang dijual pada umumnya relatif mahal, sehingga
kebutuhan akan vitamin yang tergolong anti oksidan menjadi berkurang.
Mereka berpendapat dapat digantikan dengan suplemen yang lebih murah.
Namun keunggulan suplemen ini tetap kalah jika dibandingkan dengan makanan
alami, karena pada yang alami terdapat vito chemicals,
yaitu sekumpulan bahan-bahan kimia yang mempunyai fungsi belum diketahui
secara rinci.
Ada pula yang berpendapat, dalam mengonsumsi suplemen,
mengambil dosis yang moderat, artinya tidak menggunakan vitamin dengan dosis
terlalu tinggi, contohnya 500 mg Vitamin C setiap hari. Penggunaan dosis
tinggi dianggap tidak baik bagi kesehatan, apalagi digunakan dalam jangka
panjang. “Beberapa studi menunjukkan, dosis terlalu tinggi mengubah sifat antioksidan
menjadi peroksidan,” peringatan dr Benny Soegianto, MPH. (alm) dalam
sebuah wawancara dengan reporter majalah kesehatan tujuh tahun silam.
Kendatipun demikian sampai saat ini masih banyak konsumen yang tergoda untuk
rutin memakai dosis tinggi karena terbuai janji khasiatnya sebagai penghambat proses
penuaan.
Tubuh kita sendiri, lanjut dr Benny seringkali mampu
memberikan sinyal kekurangan vitamin tertentu. Sebagai contoh,
jika Vitamin B dan C dalam kurun waktu tertentu tidak cukup dikonsumsi dan
tubuh sedang bekerja keras, maka akan timbul sariawan dan tubuh akan
terasa pegal. Oleh karenanya kecukupan kedua macam vitamin
tersebut perlu dijaga dengan cara–suka tidak suka- mengonsumsi buah segar setiap hari dalam porsi yang memadai.
SUPLEMEN
Pada awalnya penggunaan suplemen masih terbatas untuk mengembalikan
fungsi metabolik dimana seluruh proses tersebut dikendalikan oleh enzim sebagai
reaksi kimia tubuh yang membuat sel-sel bekerja secara optimal. Pada umumnya,
enzim terdiri atas protein khusus yang dinamakan apoenzim dan memerlukan
suatu kofaktor tertentu yang biasanya adalah suatu vitamin atau mineral. Karena
itu, pada konsep lama mikronutrient tersebut (vitamin dan mineral) disebut
sebagai zat esensial yang dibutuhkan tubuh. Jika dari makanan saja tidak cukup,
maka untuk memenuhi kekurangannya bisa ditambah dari suplemen makanan
(Vitahealth, 2004).
Download disini
fungsi metabolik dimana seluruh proses tersebut dikendalikan oleh enzim sebagai
reaksi kimia tubuh yang membuat sel-sel bekerja secara optimal. Pada umumnya,
enzim terdiri atas protein khusus yang dinamakan apoenzim dan memerlukan
suatu kofaktor tertentu yang biasanya adalah suatu vitamin atau mineral. Karena
itu, pada konsep lama mikronutrient tersebut (vitamin dan mineral) disebut
sebagai zat esensial yang dibutuhkan tubuh. Jika dari makanan saja tidak cukup,
maka untuk memenuhi kekurangannya bisa ditambah dari suplemen makanan
(Vitahealth, 2004).
Download disini
OKSIDAN, ANTIOKSIDAN, DAN RADIKAL BEBAS
Akhir-akhir ini perhatian dunia kedokteran terhadap oksidan makin meningkat. Perhatian ini terutama ditimbulkan oleh kesadaran bahwa oksidan dapat menimbulkan kerusakan sel, dan menjadi penyebab atau mendasari berbagai keadaan patologik seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit respiratorik, gangguan sistem tanggap kebal, karsinogenesis, bahkan dicurigai ikut berperan dalam proses penuaan (aging). Sebagian mekanisme kerusakan oleh oksidan telah diketahui, tetapi sebagian lagi karena rumitnya proses –proses yang terkait, masih belum sepenuhnya jelas.
Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan komponen-komponen sel yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik komponen struktural (misalnya molekul-molekul penyusun membran) maupun komponen-komponen fungsional (misalnya enzim-enzim dan DNA). Oksidan yang dapat me-rusak sel berasal dari berbagai sumber.
download disini
Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan komponen-komponen sel yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik komponen struktural (misalnya molekul-molekul penyusun membran) maupun komponen-komponen fungsional (misalnya enzim-enzim dan DNA). Oksidan yang dapat me-rusak sel berasal dari berbagai sumber.
download disini
Langganan:
Postingan (Atom)